Mengapa (Masih) Bisa Sakit ?

Catatan : Kharisma Abadi *)

 

Pertanyaan tersebut muncul di tengah-tengah silahturahmi Munas ke-4 Yayasan Pelatihan Olah Tenaga Dalam Satya Buana di Jakarta, Juli 2010 yang lalu. Sejumlah peserta munas mempertanyakan mengapa sekalipun sudah mempunyai sistem tenaga dalam kita masih saja dapat terserang penyakit.

 

Hal tersebut didasarkan pada pengalaman atau riwayat beberapa pengurus atau peserta POTD Satya Buana yang pernah sakit. Selain itu juga ada beberapa pengurus POTD SB atau penggiat SB yang juga wafat karena sakit. Ada diantara mereka yang wafat karena terserang kanker.

 

Atas pertanyaan tersebut, saya langsung mencari jawabannya.

 


 

 

Dalam hal ini saya kurang tertarik bila harus membahasnya dari segi metafisik karena saya rasa semua sudah paham akan hal itu. Tidak akan ada habisnya bila kita menjawab dari segi metafisik sebab energi negatif selamanya akan selalu ada dan bertugas mengganggu manusia hingga hari kiamat. Tidak bijak juga rasanya jika kita mesti mengkambinghitamkan energi negatif sebagai penyebab sakit.

 

Manusia sudah diciptakan mempunyai sifat kelemahan. Termasuk seringkali lemah dan lalai dalam menangkis atau mengatasi penyakit. Penyebab mengapa manusia bisa sakit pastilah banyak diperdebatkan atau banyak versinya juga, tetapi menurut saya penyebab sakit adalah : pola makan dan pola hidup yang kurang sehat, menyebabkan tubuh rentan terkena polusi baik polusi fisik (penyakit), polusi mental dan polusi rohani. Patut diingat bahwa argumen saya ini juga berlaku pada kita para anggota POTD Satya Buana, yang notabene tetaplah manusia biasa dan sebagaimana fitrahnya manusia bisa jatuh sakit.

 

Saya pernah diledek dengan nada guyon oleh seorang kerabat saya yang menjadi pelatih sebuah perguruan seni pernafasan. “Eh…ternyata kamu bisa sakit juga ya…” begitu katanya saat melihat saya lemas karena waktu itu saya dihajar diare. Ya, mendengar ledekannya saya cuma tersenyum tipis. Malas menanggapi.

 

Kita semua tetap bisa sakit. Itu adalah ketetapan Tuhan atas makhluknya. Sebuah ketetapan yang sudah tidak bisa diubah kecuali Dia sendiri yang menghendaki. Bila kita sakit, Tuhan menyiapkan obatnya. Sebagian obat sudah ditemukan manusia melalui kecerdasan otaknya dan sebagian lagi belum ditemukan obatnya sampai sekarang.

 

Lantas, apa fungsi latihan tenaga dalam di POTD Satya Buana, yang selalu didengungkan pelatih anda bahwa latihan ini bisa membantu penyembuhan penyakit ?

 

Pertama, latihan di POTD Satya Buana berfungsi untuk menetralisir segala macam limbah atau polusi yang membuat manusia jadi sakit dan menderita. Melalui serangkaian latihan, limbah tadi dikeluarkan secara bertahap melalui keringat, hawa panas yang keluar dari pori-pori kulit, buang air besar / kecil, dan aneka proses pengeluaran lainnya yang sudah lazim kita saksikan di lapangan kalau latihan bersama. Melalui proses pelepasan limbah tersebut, diharapkan seorang peserta POTD Satya Buana dapat sembuh dari keluhan penyakit yang dideritanya.

 

Kedua, latihan POTD Satya Buana bertujuan untuk membentuk sistem antibodi sehingga kita tidak mudah terserang penyakit. Artinya, seorang peserta POTD Satya Buana memiliki benteng pertahanan yang lebih baik terhadap gangguan penyakit daripada mereka yang tidak memiliki sistem POTD Satya Buana. Harap diingat, kalimat “tidak mudah sakit” harus dimaknai bahwa kita masih saja bisa sakit, kalau antibodi kita melemah karena banyak faktor. Misalnya, penyakit yang disebabkan oleh sebaran virus. Kita bersalaman dengan sesorang yang sakit flu misalnya dan kita lupa mencuci tangan, maka kita berpotensi tertular flu bila antibodi sedang melemah.

 

Dua tujuan utama diatas perlu dipahami secara utuh agar kita tidak merasa janggal, bila ada rekan kita yang tiba-tiba terserang suatu penyakit, atau bahkan ditakdirkan meninggal karena penyakit yang dideritanya. Pola makan dan pola hidup yang tidak memperhatikan unsur kesehatan tetap berperan besar dalam hal membuat manusia lemah menghadapi penyakit. Pola makan yang mengandung kolesterol tinggi, tidak higienis, kemproh, dan sebagainya membuat sistem pencernaan stres dan akhirnya ngambek. Kalau sistem pencernaan sudah ngambek, maka sistem tubuh yang lain bisa ikut-ikutan unjuk rasa. Seperti unjuk rasa mual, murus, pusing, demam, dan unjuk rasa-unjuk rasa lainnya…

 

Begitu juga dengan pola hidup. Kita seringkali meremehkan pola hidup yang tidak sehat dan justru menjadikannya sebagai alasan yang sulit diubah. Misalnya kebiasaan merokok dengan alasan tidak bisa meninggalkan kebiasaan merokok. Tidak enak rasanya kalau tidak merokok. Atas nama ketenangan batin dan menggali inspirasi, merokok seringkali dijadikan pembenar dari kebiasaan tersebut.

 

Tidak sulit sebenarnya menghilangkan kebiasaan merokok. Bagi anda anggota Satya Buana dapat merasakan dan mengetahui unsur hakekat dari merokok itu sendiri. Mulai dari hakekat tanaman tembakau sampai pada kepulan asap yang dihasilkan dari sebatang rokok. Bila sudah mengetahui unsur hakekatnya, maka selanjutnya kesadaranlah yang ditunggu untuk menghentikan kebiasaan merokok sampai sembuh. Untuk menetralisir energi X akibat merokok, pelatih Satya Buana yang sudah mumpuni saya rasa dapat membantu terapi penyembuhan dan pemutusan terhadap hubungan perokok dengan rokoknya. (*)

 

 

*) Penulis adalah Ketua II POTD Satya Buana Pusat

Tinggalkan Komentar