Perjalanan Ketum Satya Buana Tuntaskan Amanah Terakhir Part 4

Perjalanan Ketum Satya Buana Tuntaskan Amanah Terakhir ke Palestina (Bagian 4)

Tegang di Perbatasan Palestina, Hanya 1 Jam Diperiksa Imigrasi Israel

Melewati perbatasan Yordania dengan Palestina adalah tahap yang tidak bisa dhindari. Tidak ada jalur alternatif selain harus menjalani pemeriksaan imigrasi Israel. Pengamanan dengan level maksimum selalu diterapkan disana dengan puluhan tentara bersenjata lengkap.

Antreannya panjang. Masyarakat yang melewati perbatasan bukan hanya kami yang termasuk rombongan peziarah. Ratusan warga lainnya berasal dari wilayah setempat dengan berbagai keperluan. Kalau dirasakan, saya, Pak Ismakun, dan istri saya, rupanya ikut antrean itu selama satu jam. Berdiri. Tidak ada tempat duduk. Dan pasti lumayan membuat kaki lelah.

Inilah yang saya sebut pertolongan Allah swt. Saya bersyukur kami bertiga dilayani petugas dengan cepat dan diperlakukan baik. Saya simpulkan demikian karena setelah pemeriksaan imigrasi, saya bertemu dengan WNI asal Bandung. Pria ini mengaku sempat ditahan masuk selama empat jam, termasuk paspor dan kopernya. Saya tidak tahu apa yang membuat pria itu itu menjalani pemeriksaan demikian lama.

Bagaimanapun juga, ketegangan dan kelelahan itu seakan terbayar manakala kami berhasil masuk ke Kota Yerusalem. Wilayah yang dianggap sakral oleh tiga agama: yahudi, nasrani, dan islam. Sebelum sampai di Yerusalem, kami sempat singgah sejenak di Kota Yerikho, sebuah wilayah di Tepi Barat, Palestina. Disana kami sempat mengunjungi makam Nabi Yahya as dan Nabi Musa as.

Di Kota Yerusalem, waktu setempat menunjukkan jam 15.30. Ingin rasanya istirahat sejenak sekadar meluruskan kaki. Tapi, hal itu urung dilakukan. Kepala rombongan mengharuskan kami berjalan lagi agar bisa memasuki kompleks Masjid Al Aqsha. Kalau tidak, bisa-bisa terlambat sampai malam. Dan kalau malam tiba, Masjid Al Aqsha ditutup dan langsung dijaga puluhan tentara zionis Israel. Kami tak boleh membuang waktu.(bersambung)

Tinggalkan Komentar